LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR
ILMU TANAH
ACARA 1
PENYIAPAN CONTOH
TANAH
Oleh :
Maratus Sholihah
NIM A1D015073
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah merupakan hasil peleburan dan
pelapukan dari batuan-batuan alam. Dalam proses terbentuknya, tanah akan
melalui waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pengenalan mengenai tanah
telah ada sejak zaman dahulu, disaat nenek moyang mulai mengenal budidaya
bertanam.
Pada mulanya, tanah dipandang
sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dai bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit. Dalam
lingkungan pertanian tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya
tanaman darat.
Dengan meningkatnya pengetahuan
manusia tentang tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga agar
dapat mempelajari ilmu tanah dengan baik perlu mengelompokan lebih lanjut
kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Tanah memiliki sifat sifat yang
berbeda pada setiap daerah karena adanya perbedaan faktor yang mempengaruhi
dalam proses pembentukan tanah misalnya iklim yang berbeda Bahkan dalam lapisannya,
tanah memiliki perbedaan struktur. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum
untuk mengenal lebih lanjut mengenai tanah, namun sebelum praktikum dasar perlu
diadakan penyiapan contoh tanah. Sehingga praktikum mengenai penyiapan contoh
tanah iniperlu dilakukan.
B.
Tujuan
Menyiapkan
contoh Tanah kering angin/ udara dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus
(diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut
tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indera.
I.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah terdapat
dimana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda. Seorang ahli
pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna karena
menutupi barang tambang yang dicarinya. Demikian pula seorang ahli jalan
menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek sehingga perlu
dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan
sehari-hari tanah diartikn sebagai wilayah darat dimana diatasnya dapat
digunakan untuk berbagai usaha misalnya, pertanian, peternakan, mendirikan
bangunan, dan lain-lain (Hardjowigeno,2015).
Sebelum meneliti lebih
lanjut mengenai tanah, perlu dilakukan pengambilan contoh tanah yang akan
dianalisa. Hasil analisa tanah yang diperoleh akan sangat bergantung pada beberapa
faktor. Contoh tanah yang baik hanya akan diperoleh jika pengambilannya
memperhatikan syarat-syarat seperti :
1.
Dengan memperhatikan perbedaan dalam hal
topografi, sifat atau watak tanah, warna anah, dan perbedaan lain yang
menimbulkan kelalaian.
2.
Merupakan contoh tanah individual yang
banyaknya tergantung dari keadaan lokasi setempat.
3.
Contoh dari tanah khusus, seperti tanah
sekitar perumahan, jalan, selokan, supaya jangan diambil atau sama sekali tidak
boleh dimanfaatkan untuk analisa (Mulyani, 2004).
Dengan memperhatikan ketiga persyaratan
diatas, analisa yang kita lakukan dapat diharapkan akan memberikan hasil yang
baik. Dengan hasil analisia yang diperoleh dapat ditafsir tentang status unsur
hara yang terkandung dalam tanah, sifat-sifat tanah dan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengatasi gejala defisiensinya (Mulyani, 2004).
Dalam analisis tanah,
pengambilan contoh tanah harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah yanh
dianalisis untuk suatu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja.
Olehkarena itu, kesalahan dalam pengambilan contoh tanah menyebabkan kesalahan
dalam evaluasi dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah umumnya dengan
berjalan sambil mengambil contoh berupa irisan tipis dari suatu lahan (
Rosmarkam dan Widya, 2002)
Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh
menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk
analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan
permeabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa
tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah. Sedangkan analisa di lapang
diantaranya melakukan pengukuran panjang dan kemiringan lereng, pengamatan
komoditas tanaman serta tindakan pengelolaannya. Selain data tersebut
diperlukan juga data klimatologi yakni data curah hujan guna menghitung guna
perhitungan erosivitas hujan ( Arifin, 2010 ).
Contoh tanah dibedakan atas contoh tanah terganggu (disturbed soil sample) yang digunakan untuk menganalisis sifat
fisika dan kimia seperti struktur, pH, kapasitas tukar kation, kandungan
gipsum, dan lain – lain, dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil sample) untuk penentuan sifat fisika khusus
seperti bobot isi, permeabilitas, untuk analisis mikromorfologi, dan sebagai
alat peraga untuk pengajaran (Tan, 1996).
Pada kegiatan survei dan pemetaan tanah, contoh tanah terganggu diambil
dari tiap – tiap horizon yang ada dalam satu pedon. Namun demikian apabila
horizon terlalu tipis (< 10 cm) maka tidak perlu diambil contohnya.
Sebaliknya apabila suatu horizon terlalu tebal ( misalnya lebih dari 50 cm ),
maka pengambilan contoh tanah harus dibagi dua atau tiga sub horizon. Sebelum
contoh tanah diambil, maka bidang profil tanah yang akan diambil contohnya
harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan – bahan yang berasal dari horizon
lain. Semua peralatan yang akan digunakan untuk mengambil contoh tanah harus
bersih, demikian pula dengan kantong plastik yang akan digunakan untuk
mengangkut contoh tanah harus berasal dari kantong yang baru yang belum pernah
digunakan untuk keperluan lain ( Rayes, 2006 ).
Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang diambil menggunakan ring atau tabung, untuk penetapan sifat
fisika tanah seperti bobot isi, permeabilitas, dan daya hantar hidrolik.
Pengambilan contoh tanah utuh ini biasanya dilakukan pada lahan yang berpotensi
untuk pengembangan pertanian dengan lereng <25% dan merupakan satuan tanah
utama. Contoh tanah ini umumnya diambil pada dua kedalaman, yaitu pada setiap
horizon atau lapisan, bukan kedalaman tertentu. Ring untuk pengambilan contoh tanah utuh memiliki ukuran tertentu.
Bagian bawah ring harus tajam untuk
memudahkan masuknya ring ke dalam
tanah sehingga ring selalu dalam
posisi vertikal untuk menghindari terjadinya perubahan volume tanah atau
pemadatan (Rayes, 2006).
Dalam pembuatan contoh
tanah halus yang akan digunakan untuk keperluan analisis ada dua cara, yaitu :
a.
Cara kering
Cara
ini dilakukan terhadap tanah-tanah yang mempunyai sifat gembur.
b.
Cara basah
Cara
basah dilakukan terhadap tanah-tanah yang mempunyai sifat berat dan tanah yang
berkerikil lunak ( Sudjaji dkk, 1971).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat-
alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : mortir dan
penumbuknya, saringan 2 mm, saringan 1 mm, saringan 0,5 mm, tambir untuk peranginan,
kantong plastik, spidol, label.
Bahan
yang digunakan yaitu : contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang
yang sudah dikeringkan selama kurang lebih satu minggu.
B.
Prosedur
Kerja
1.
Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan
ditumbuk dalam mortir secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan
berturut-turut dari yang berdiameter 2mm, 1 mm, dan 0,5 mm. Contoh tanah yang
tertampung diatas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm.
Sedangkan yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah yang halus (<0,5
mm).
2.
Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan
kedalam kantongplastik dan diberi label seperlunya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
Terlampir
B. Pembahasan
Peran
dan fungsi tanah dalam budidaya tanaman antara lain adalah sebagai salah satu
komponen sistem lahan, tanah mempunyai beberapa fungsi esensial. Salah satunya
adalah sebagai tempat hidup (habitat) organisme, dari tingkat rendah (renik)
sampai tingkat tinggi. Sebagai habitat organisme, tanah berperan vital dalam
memasok salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu
unsur hara (Munawar, 2011).
Menurut Kemas Ali Hanafiah (2005),
tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak
tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi sebagai habitat
biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan. ”
Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media
tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang
mempunyai dua peran utama, yaitu :
ü Penyokong
tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
ü Sebagai
penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2. Penyedia
kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik
selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan
unsur-unsur hara
3. Penyedia
kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya
berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota
terutama mikroflora tanah seperti :
ü Zat-zat pemacu tumbuh (hormone,
vitamin dan asam-asam organic khas)
ü Antibiotik
dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman
di dalam
tanah dan
ü Senyawa-senyawa
atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan
kebutuhan
primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti
pestisida
dan limbah industry berbahaya
4. Habitat
biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak
langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman.
Macam-macam
contoh tanah berdasarkan cara pengambilan :
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :
1.
Contoh tanah utuh (undisturbed soil
sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel,
porositas tanah, kurva pf, dan permeabilitas tanah.
2.
Contoh tanah tidak utuh ( disturbed soil
sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi,
warna, dan analisis kimia tanah.
3.
Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed
soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi
mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of
linear extencibility).
Tanah andisol atau yang
lebih dikenal dengan istilah tanah andosol rata-rata berwarna kehitaman.
Tekstur dari tanah jenis andisol atau andosol beragam. Tanah ini bisa berbentuk
tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya
sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Tanah jenis ini banyak
dijumpai di daerah-daerah yang berada di sekitar gunung berapi.
Tanah andisol, andosol,
atau istilah lain menyebutkan tanah jenis ini dengan nama tanah vulkanik
mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari abu
letusan gunung. Sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami. Tidak
jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru tanahnya akan lebih
subur daripada sebelumnya. Selain unsur hara, zat lain yang terkandung dalam
tanah andisol ini adalah zat-zat organik. Zat organik banyak terkandung pada
lapisantengah dan atas, sedangkan pada tanah yang berada di lapisan bawah,
kandungan organik maupun unsur hara cenderung sedikit. Tanah andisol mampu
mengikat air dalam jumlah yang cukup tinggi, zatkarbon yang terkandung juga
lebih tinggi dibandingkan dengan tanah jenis lain.
Sifat-sifat fisika
tanah Andisol menurut Maeda, Takenaka dan Warkentin (1977) dapat dikemukakan
sebagai berikut : memiliki bobot isi yang rendah, kandungan air pada 15 bar
yang tinggi, dan kandungan air tinggi, ketersediaan air bagi tanaman sedang
sampai rendah, memiliki batas mencair yang tinggi dan indeks plastisitas yang
rendah, tanah ini sulit didispersi serta terjadi perubahan yang irreversible
pada semua sifat-sifat tersebut apabila telah dikeringkan. Tan (1984)
mengemukakan bahwa sifat fisika penting lainnya dari Andisol adalah struktur
tanahnya. Struktur tanahnya terdiri dari makrostruktur dan mikrostuktur. Dalam kaitan
dengan makrostruktur, horizon A umumnya dicirikan oleh struktur granular yang
khas, yang terbentuk oleh proses yang disebut mountain granulation.
Struktur ini berlainan dengan struktur granular tanah-tanah lainnya karena
satuan-satuan strukturnya sangat resisten terhadap daya tumbuk air hujan.
Kerena ketahanannya ini dan terasa seperti pasir pada musim kering, maka
unit-unit struktur tersebut disebut pseudo-sand (pasir semu).
Tanah Andisol adalah
salah satu tanah yang paling produktif apabila dikelola dengan baik.
Tanah Andisol cenderung memiliki jumlah humus yang besar (isinya 7-12% karbon
organik di dalam tanah). Lempung amorf dan alofannya memiliki kapasitas tukar
kation sangat tinggi (150 cmol/kg, yang lebih tinggi dari montmorillionit). Sayangnya,
tanah ini dapat menyerap dan mengendapkan fosfor. Jika fosfor ditambahkan
dengan pupuk kurang dari 10%, maka efisiensinya akan berkurang akibat kandungan
Al larut dan tanah liat Fe. Tanah Andisol menyimpan air dalam jumlah yang
besar. Tetapi ketika kering, tanah ini menjadi tidak padat dan berdebu. Karena
itu, tanah Andisol rentan terhadap erosi.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Sebelum
melakukan analisis mengenai tanah, perlu disiapkan terlebih dahulu tanah yang
akan dianalisa
2. Pengambilan contoh
tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel
dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik tanah
meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah,
sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan
kandungan bahan organik tanah.
B.
Saran
1. Praktikan
supaya memperhatikan penjelasan asisten praktikum dengan baik agar tidak
terjadi kesalahan saat praktikum berlangsung.
2. Keterbatasan
waktu, bahan, dan alat membuat praktikan harus bekerja secara kelompok,
sebaiknya praktikan mengerjakan praktikum secara individu agar praktikan
mengetahui dan memahami proses atau tahapan praktikum secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali
Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Rajagrafindo Persada: Jakarta
Arifin, M. 2010. Kajian
Sifat FisikaTanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah.
Jurnal Pertanian MAPETA Vol.XII.(2) : 72 –144
Hardjowigeno
Sarwono. 2015. Ilmu Tanah. Akademika
Pressindo : Jakarta
Maeda T, Takenaka H, Warkentin BP. 1977.
Physical Properties of Allophane Soils.
Adv Agron 29 : 229-264
Mulyani, Mul. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. PT Asdi Mahasatya :
Jakarta
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB
Press : Bogor
Rayes, M.L. 2006. Deskripsi Profil Tanah di Lapangan. Unit Penerbitan
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Rosmarkam Afandie dan Nasih Widya
Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius : Yogyakarta
Sudjadi M., Widjik, dan M. Soleh. 1971. Penuntun Analisa Tanah, bagian Kesuburan
Tanah. Lembaga Penelitian Tanah Bogor
Tan, Kim. H. 1996. Soil Sampling, Preparation
and Analysis. Marcel Dekker, Inc: New York
Tidak ada komentar:
Posting Komentar