Jumat, 15 April 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH
ACARA 1
PENYIAPAN CONTOH TANAH





Oleh    :
Maratus Sholihah
NIM  A1D015073










KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan hasil peleburan dan pelapukan dari batuan-batuan alam. Dalam proses terbentuknya, tanah akan melalui waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pengenalan mengenai tanah telah ada sejak zaman dahulu, disaat nenek moyang mulai mengenal budidaya bertanam.
Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dai bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit. Dalam lingkungan pertanian tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat.
Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga agar dapat mempelajari ilmu tanah dengan baik perlu mengelompokan lebih lanjut kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Tanah memiliki sifat sifat yang berbeda pada setiap daerah karena adanya perbedaan faktor yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tanah misalnya  iklim yang berbeda Bahkan dalam lapisannya, tanah memiliki perbedaan struktur. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum untuk mengenal lebih lanjut mengenai tanah, namun sebelum praktikum dasar perlu diadakan penyiapan contoh tanah. Sehingga praktikum mengenai penyiapan contoh tanah iniperlu dilakukan.


                                                          B. Tujuan
Menyiapkan contoh Tanah kering angin/ udara dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indera.


  
 I. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah terdapat dimana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda. Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna karena menutupi barang tambang yang dicarinya. Demikian pula seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek sehingga perlu dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikn sebagai wilayah darat dimana diatasnya dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya, pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain (Hardjowigeno,2015).
Sebelum meneliti lebih lanjut mengenai tanah, perlu dilakukan pengambilan contoh tanah yang akan dianalisa. Hasil analisa tanah yang diperoleh akan sangat bergantung pada beberapa faktor. Contoh tanah yang baik hanya akan diperoleh jika pengambilannya memperhatikan syarat-syarat seperti :
1.      Dengan memperhatikan perbedaan dalam hal topografi, sifat atau watak tanah, warna anah, dan perbedaan lain yang menimbulkan kelalaian.
2.      Merupakan contoh tanah individual yang banyaknya tergantung dari keadaan lokasi setempat.
3.      Contoh dari tanah khusus, seperti tanah sekitar perumahan, jalan, selokan, supaya jangan diambil atau sama sekali tidak boleh dimanfaatkan untuk analisa (Mulyani, 2004).
Dengan memperhatikan ketiga persyaratan diatas, analisa yang kita lakukan dapat diharapkan akan memberikan hasil yang baik. Dengan hasil analisia yang diperoleh dapat ditafsir tentang status unsur hara yang terkandung dalam tanah, sifat-sifat tanah dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi gejala defisiensinya (Mulyani, 2004).
Dalam analisis tanah, pengambilan contoh tanah harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah yanh dianalisis untuk suatu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja. Olehkarena itu, kesalahan dalam pengambilan contoh tanah menyebabkan kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil contoh berupa irisan tipis dari suatu lahan ( Rosmarkam dan Widya,  2002)
Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah. Sedangkan analisa di lapang diantaranya melakukan pengukuran panjang dan kemiringan lereng, pengamatan komoditas tanaman serta tindakan pengelolaannya. Selain data tersebut diperlukan juga data klimatologi yakni data curah hujan guna menghitung guna perhitungan erosivitas hujan ( Arifin, 2010 ).
Contoh tanah dibedakan atas contoh tanah terganggu (disturbed soil sample) yang digunakan untuk menganalisis sifat fisika dan kimia seperti struktur, pH, kapasitas tukar kation, kandungan gipsum, dan lain – lain, dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil sample) untuk penentuan sifat fisika khusus seperti bobot isi, permeabilitas, untuk analisis mikromorfologi, dan sebagai alat peraga untuk pengajaran (Tan, 1996).
Pada kegiatan survei dan pemetaan tanah, contoh tanah terganggu diambil dari tiap – tiap horizon yang ada dalam satu pedon. Namun demikian apabila horizon terlalu tipis (< 10 cm) maka tidak perlu diambil contohnya. Sebaliknya apabila suatu horizon terlalu tebal ( misalnya lebih dari 50 cm ), maka pengambilan contoh tanah harus dibagi dua atau tiga sub horizon. Sebelum contoh tanah diambil, maka bidang profil tanah yang akan diambil contohnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan – bahan yang berasal dari horizon lain. Semua peralatan yang akan digunakan untuk mengambil contoh tanah harus bersih, demikian pula dengan kantong plastik yang akan digunakan untuk mengangkut contoh tanah harus berasal dari kantong yang baru yang belum pernah digunakan untuk keperluan lain ( Rayes, 2006 ).
Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang diambil menggunakan ring atau tabung, untuk penetapan sifat fisika tanah seperti bobot isi, permeabilitas, dan daya hantar hidrolik. Pengambilan contoh tanah utuh ini biasanya dilakukan pada lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian dengan lereng <25% dan merupakan satuan tanah utama. Contoh tanah ini umumnya diambil pada dua kedalaman, yaitu pada setiap horizon atau lapisan, bukan kedalaman tertentu. Ring untuk pengambilan contoh tanah utuh memiliki ukuran tertentu. Bagian bawah ring harus tajam untuk memudahkan masuknya ring ke dalam tanah sehingga ring selalu dalam posisi vertikal untuk menghindari terjadinya perubahan volume tanah atau pemadatan (Rayes, 2006).
Dalam pembuatan contoh tanah halus yang akan digunakan untuk keperluan analisis ada dua cara, yaitu :
a.       Cara kering
Cara ini dilakukan terhadap tanah-tanah yang mempunyai sifat gembur.
b.      Cara basah
Cara basah dilakukan terhadap tanah-tanah yang mempunyai sifat berat dan tanah yang berkerikil lunak ( Sudjaji dkk, 1971).



III. METODE PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan
Alat- alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : mortir dan penumbuknya, saringan 2 mm, saringan 1 mm, saringan 0,5 mm, tambir untuk peranginan, kantong plastik, spidol, label.
Bahan yang digunakan yaitu : contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang yang sudah dikeringkan selama kurang lebih satu minggu.

B.     Prosedur Kerja
1.      Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiameter 2mm, 1 mm, dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung diatas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm. Sedangkan yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah yang halus (<0,5 mm).
2.      Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan kedalam kantongplastik dan diberi label seperlunya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Terlampir

 B. Pembahasan
Peran dan fungsi tanah dalam budidaya tanaman antara lain adalah sebagai salah satu komponen sistem lahan, tanah mempunyai beberapa fungsi esensial. Salah satunya adalah sebagai tempat hidup (habitat) organisme, dari tingkat rendah (renik) sampai tingkat tinggi. Sebagai habitat organisme, tanah berperan vital dalam memasok salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu unsur hara (Munawar, 2011).
Menurut Kemas Ali Hanafiah (2005), tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1.       Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yaitu :
ü  Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
ü  Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2.      Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara
3.      Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :
ü  Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas)
ü  Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman
di dalam tanah dan
ü  Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan
kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti
pestisida dan limbah industry berbahaya
4.      Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman.

Macam-macam contoh tanah berdasarkan cara pengambilan :
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :
1.      Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf, dan permeabilitas tanah.
2.      Contoh tanah tidak utuh ( disturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.
3.       Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility).

Tanah andisol atau yang lebih dikenal dengan istilah tanah andosol rata-rata berwarna kehitaman. Tekstur dari tanah jenis andisol atau andosol beragam. Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Tanah jenis ini banyak dijumpai di daerah-daerah yang berada di sekitar gunung berapi.
Tanah andisol, andosol, atau istilah lain menyebutkan tanah jenis ini dengan nama tanah vulkanik mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari abu letusan gunung. Sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami. Tidak jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru tanahnya akan lebih subur daripada sebelumnya. Selain unsur hara, zat lain yang terkandung dalam tanah andisol ini adalah zat-zat organik. Zat organik banyak terkandung pada lapisantengah dan atas, sedangkan pada tanah yang berada di lapisan bawah, kandungan organik maupun unsur hara cenderung sedikit. Tanah andisol mampu mengikat air dalam jumlah yang cukup tinggi, zatkarbon yang terkandung juga lebih tinggi dibandingkan dengan tanah jenis lain.
Sifat-sifat fisika tanah Andisol menurut Maeda, Takenaka dan Warkentin (1977) dapat dikemukakan sebagai berikut : memiliki bobot isi yang rendah, kandungan air pada 15 bar yang tinggi, dan kandungan air tinggi, ketersediaan air bagi tanaman sedang sampai rendah, memiliki batas mencair yang tinggi dan indeks plastisitas yang rendah, tanah ini sulit didispersi serta terjadi perubahan yang irreversible pada semua sifat-sifat tersebut apabila telah dikeringkan. Tan (1984) mengemukakan bahwa sifat fisika penting lainnya dari Andisol adalah struktur tanahnya. Struktur tanahnya terdiri dari makrostruktur dan mikrostuktur. Dalam kaitan dengan makrostruktur, horizon A umumnya dicirikan oleh struktur granular yang khas, yang terbentuk oleh proses yang disebut mountain granulation. Struktur ini berlainan dengan struktur granular tanah-tanah lainnya karena satuan-satuan strukturnya sangat resisten terhadap daya tumbuk air hujan. Kerena ketahanannya ini dan terasa seperti pasir pada musim kering, maka unit-unit struktur tersebut disebut pseudo-sand (pasir semu).
Tanah Andisol adalah salah satu tanah yang paling produktif apabila dikelola dengan baik.  Tanah Andisol cenderung memiliki jumlah humus yang besar (isinya 7-12% karbon organik di dalam tanah). Lempung amorf dan alofannya memiliki kapasitas tukar kation sangat tinggi (150 cmol/kg, yang lebih tinggi dari montmorillionit). Sayangnya, tanah ini dapat menyerap dan mengendapkan fosfor. Jika fosfor ditambahkan dengan pupuk kurang dari 10%, maka efisiensinya akan berkurang akibat kandungan Al larut dan tanah liat Fe. Tanah Andisol menyimpan air dalam jumlah yang besar. Tetapi ketika kering, tanah ini menjadi tidak padat dan berdebu. Karena itu, tanah Andisol rentan terhadap erosi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.      Sebelum melakukan analisis mengenai tanah, perlu disiapkan terlebih dahulu tanah yang akan dianalisa
2.      Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah.

B. Saran
1.      Praktikan supaya memperhatikan penjelasan asisten praktikum dengan baik agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum berlangsung.
2.      Keterbatasan waktu, bahan, dan alat membuat praktikan harus bekerja secara kelompok, sebaiknya praktikan mengerjakan praktikum secara individu agar praktikan mengetahui dan memahami proses atau tahapan praktikum secara keseluruhan.
 

DAFTAR PUSTAKA
Ali Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajagrafindo Persada: Jakarta
Arifin, M. 2010. Kajian Sifat FisikaTanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam  Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA Vol.XII.(2) : 72 –144
Hardjowigeno Sarwono. 2015. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta
Maeda T, Takenaka H, Warkentin BP. 1977. Physical Properties of Allophane Soils. Adv Agron 29 : 229-264
Mulyani, Mul. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. PT Asdi Mahasatya : Jakarta
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press : Bogor
Rayes, M.L. 2006.  Deskripsi Profil Tanah di Lapangan. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Rosmarkam Afandie dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius : Yogyakarta
Sudjadi M., Widjik, dan M. Soleh. 1971. Penuntun Analisa Tanah, bagian Kesuburan Tanah. Lembaga Penelitian Tanah Bogor
Tan, Kim. H. 1996. Soil Sampling, Preparation and Analysis. Marcel Dekker, Inc: New York